SIAK (RIAUPOS.CO) - Persoalan stunting di Kabupaten Siak masih menjadi pemikiran Bupati Alfedri dan terus berupaya angka stunting terus menurun dan nihil pada 2024.
Hasil penelusuran dan evaluasi, ternyata stunting yang terjadi di Kabupaten Siak bukan hanya karena keluarga miskin, tetapi ada juga ditemukan karena pola hidup orang tua. Demikian diungkapkan Bupati Siak Drs Alfedri MSi dalam Musrenbang Kabupaten Siak di Ruang Rapat Raja Indra Pahlawan Lt 2 Kantor Bupati Siak, Senin (26/3).
Tim Penanggulangan dan Pencegahan Stunting melibatkan sejumlah pihak. Termasuk di dalamnya forkopimda dan TP-PKK. TP-PKK ini berada di garda terdepan, karena berperan sampai ke Posyandu.
"Kami ingin semua pihak peduli stunting, sehingga Siak nihil stunting dapat segera terealisasi,"kata bupati.
Bahkan untuk semakin menekan stunting, Pemkab Siak bekerja sama dengan perusahaan yang ada. Hal itu terungkap dalam Rakor Forkopimda belum lama ini. Dan perusahaan yang di wilayahnya ada stunting, wajib memberikan makanan tambahan untuk anak anak stunting tersebut.
Kolaborasi Pemkab Siak dengan perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Siak direalisasikan dalam kerja sama membantu 1.538 anak stunting.
Setiap anak akan mendapatkan asupan gizi setiap bulannya sebesar Rp1.350.000, dan bantuan itu akan dilakukan sampai tiga bulan.
Penandatangan MoU dengan perusahaan pada Kamis (16/2) di Ruang Rapat Raja Indra Pahlawan, Lt 2 Kantor Bupati. Bersamanya ada Sekda Arfan Usman, dihadiri kepala OPD, para camat dan pimpinan perusahaan.
Penandatangan MoU tidak hanya seputar penanggulangan stunting tapi juga antisipasi banjir dan karhutla. "Ada 53 perusahaan yang kami minta membantu 1.538 anak stunting untuk tiga bulan dan dapat berlanjut enam bulan,"terang Bupati Alfedri.
Satu hal yang menjadi harapan Bupati Alfedri, agar para ibu muda atau calon ibu untuk dapat terus belajar dan memahami esensi menjadi ibu. Dengan memahaminya, Bupati Alfedri yakin, ada upaya untuk menjaganya dengan baik, terutama pola makan dan gaya hidup.(mng)